Selasa, 28 April 2015

Dewi Anggraeni-11211951-4EA27-Bahasa Inggris 2



                  INTERVIEW DIALOGUE 
Interviewer : Good Morning, Miss Dewi. I am Niky.
Dewi         : Good Morning to Mr Niky.
Interviewer : How are you doing?
Dewi         : I am doing fine. Thank you
Interviewer : How was the traffic coming over here?
Dewi         : I am so glad that the traffic was light this morning. No traffic jam and no accidents.
Interviewer : That is good. Miss Dewi let’s start the interview. Are you ready?
Dewi         : Yes, I am.
Interviewer : First of all, let me properly introduce myself. I am the Advertising and Promotion Department Manager. As you know there is an open position in my department, and I need to fill this position as soon as possible.
Dewi         : Please, tell me a little bit about the position.
Interviewer : It is an account executif position. The new employee will have to work closely with the Promotion Department. He will also have to deal with the advertaising agency on a daily basis.
Dewi         : What type of qualifications do you require?
Interviewer : I require a four-year college degree in Management Marketing. Some working experience would be helpful.
Dewi         : What kind of experience are you looking for?
Interviewer : Doing office work is good. However, since this is an Account Executive position, I do not require a lot of experience. I am willing to train the new person.
Dewi         : That is great!
Interviewer : Miss Dewi, tell me a little bit about yourself.
Dewi         : I was a student at Gunadarma       University, and I just graduated with a Bachelor degree in
Management Marketing. I have been working part-time as a payroll clerk for the last two years.
Interviewer : What are you looking for in a job?
Dewi         : The job should help me see what Marketing is all about. I have learned a lot of Marketing theories at school, and now it is time for me to put them into practice.
Interviewer : Anything else?
Dewi         : I also hope that it will help me grow in my field.
Interviewer : What are your strengths? Why should I hire you?
Dewi         : I am a hard-working person and a fast learner. I am very eager to learn, and I get along fine with people.
Interviewer : OK. Now, let me ask you a few quick questions. You do not mind working long hours, do you?
Dewi         : No, I do not.
Interviewer : Can you handle pressure?
Dewi         : Yes, I can. When I was going to school, I took quite a few courses each semester while working at least twenty hours every week. And, I handled that situation very well.
Interviewer : Do you still have any questions for me?
Dewi         : No, I think I have a pretty good understanding of the job. I believe that I can handle it with ease, and I hope to have the opportunity to work for you.
Interviewer : John, nice meeting you. Thank you for coming.
Dewi         : Nice meeting you too. Thank you for seeing me.





Rabu, 07 Januari 2015

ETIKA BISNIS

KASUS-KASUS ATAU PERMASALAHAN DALAM ETIKA BISNIS

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan bisnis, yang mencangkup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dam juga masyarakat. semua ini mencangkup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam etika bisnis yaitu :
1.      Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis biasanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2.      Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. permasalahan ini mencangkup pertanyaan tentang moralitas, aktivitas, praktik, dan struktur organisasional perusahaan individu sebagai keseluruhan.
3.      Individu
Permasalahan individu dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan, dan karakteristik individu.

Contoh Kasus :          
1.      Contoh Kasus Hak Pekerja
KASUS GAJI TKI DI MALAYSIA YANG TIDAK DIBAYARKAN
Kasus tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menghadapi permasalahan di Malaysia, pada 2012 terbanyak masih soal gaji yang tidak dibayarkan oleh majikannya. Kasus berikutnya adalah soal disharmoni dalam pekerjaan, eksploitasi ataupun pemberhentian secara sepihak. Data KBRI KualaLumpur menyebutkan bahwa kasus gaji tidak dibayar sebanyak 1001 kasus,  disharmoni 275 kasus, eksploitasi 51 kasus, PHK sepihak 13 kasus dan kasus ketidak sesuaian pekerjaan mencapai 174 kasus.
Kasus lainnya yang dihadapi oleh para TKI adalah kekerasan fisik sebanyak 57 kasus, perdagangan manusia (59 kasus), sakit atau stress (52 kasus), terlantar/ilegal (90 kasus), tindak pidana kriminal (16 kasus), meninggal dunia (50 kasus) ataupun kecelakaan (15 kasus).Jika ditotal pada 2012 secara keseluruhan kasus TKI bermasalah itu mencapai 1865 kasus dengan rincian, kasus terkait pekerjaan sebanyak 1514 kasus dan kasus non pekerjaan (non labour cases) sekitar 351 kasus. Atase ketenagakerjaan KBRI Kuala Lumpur, Agus Triyanto menjelaskan para TKI bermasalah tersebut memang perlu diberikan bantuan terutama menguruskan agar majikannya itu membayarkan hak gaji para TKI tersebut.
"Kami membantu memfasilitasi penyelesaian kasus mereka dengan melakukan pertemuan dengan majikan agar memberikan hak gaji para TKI yang bekerja kepadanya," kata Agus.Namun demikian, prosesnya agak panjang dan apabila kasus tersebut sudah masuk ke tingkat mahkamah (pengadilan) maka bisa berbulan-bulan penanganannya.
Menurut dia, kasus-kasus TKI yang menghadapi permasalahan itu disebabkan banyak faktor dan bermula dari pola rekrutmen yang belum sepenuhnya terarah.Misalnya pada persiapan kemampuan para pekerja yang tidak maksimal, tempat penampungan untuk sekedar menunggu pemberangkatan, kurang pembekalan kemampuan bekerja dan latar belakang pendidikan yang rendah (bahkan ada yang buta huruf).Agus menjelaskan penyebab timbulnya masalah TKI di luar negeri mencakup soal rekrutmen, pelatihan dan dokumentasi yang tidak sesuai perundang-undangan yang berlaku.
2.      Contoh Kasus Iklan Tidak Etis
KASUS IKLAN BERENERGI (Kuku bima vs Exra joss)
Merupakan iklan yang tidak beretika dalam dunia bisnis. Karena dalam 2 iklan tersebut saling menjatuhkan dengan sindiran-sindiran. Kuku bima energi memiliki slogan “Kuku Bima Energi Roso” yang artinya memiliki banyak rasa dalam setiap pilihan minuman tersebut yakni original, anggur, jambu, jeruk, kopi, dan teh. Sedangkan dalam iklan Extra Joss hanya menampilkan 1 rasa yakni rasa original, dan Ektra Joss membuat slogan “Laki kok minum yang rasa-rasa”, secara tidak langsung ini merupakan bisnis yang tidak beretika. Membuat sindiran-sindiran yang ingin menarik minat konsumen atau melakukan promosi seperti itu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam menciptakan etika yang berbisnis harus dengan persaingan yang sehat. Seharusnya dalam berbisnis sebaiknya jangan saling menjatuhkan namun bersainglah secara sehat, karena dengan saling menjatuhkan malah akan membuat image juga buruk dan konsumen pun tidak akan berminat atau percaya memilih produk tersebut.
3.      Contoh Kasus Etika Pasar Bebas
KASUS INDOMIE DI TAIWAN
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. “Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie. Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah. Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.
4.      Contoh Kasus Whistle Blowing
PEMBOCORAN RAHASIA NEGARA OLEH MANTAN KONTRAKTOR INTELIJEN AS EDWARD SNOWDEN
Baru-baru ini Gedung Putih membatalkan pertemuan bulan depan antara Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Salah satu alasan yang diberikan adalah keputusan Moskow untuk memberikan suaka kepada seorang warga Amerika yang membocorkan informasi rahasia. Mantan intelijen kontraktor Edward Snowden, diburu Amerika Serikat atas tuduhan spionase setelah ia membocorkan informasi mengenai bagaimana National Security Agency (NSA) memantau secara rahasia komunikasi telepon dan internet domestik dan internasional. Snowden kini berada di Rusia setelah menghabiskan lebih dari sebulan di daerah transit dari bandara Moskow. Tapi kasusnya telah memicu diskusi di AS mengenai isu pengkhianatan.Dengan kata lain, apakah Snowden seorang pengkhianat bagi Amerika Serikat. Bagi John Bolton, mantan duta besar AS untuk PBB, jawabannya cukup jelas. "Saya menganggap ia berkhianat. Ia telah mengambil rahasia penting dari Amerika Serikat, tidak diragukan lagi beberapa diberikannya ke China, beberapa ke Rusia - mungkin seluruhnya ke Rusia dan China kita tidak tahu," ujar Bolton kepada VOA."Sebagian orang mengatakan yang ia lakukan bukanlah spionase, karena spionase hanya terjadi ketika Anda memberikan rahasia kepada satu negara," lanjut Bolton. "Menurut saya, membocorkannya kepada publik lebih parah daripada spionase, karena sekarang ada 190 negara yang tahu rahasia Amerika." David Barrett, seorang ahli keamanan nasional di Villanova University, tidak sepaham. "Saya akan menganggapnya sebagai pembelot. Ada banyak nama yang berbeda yang digunakan untuk menggambarkan dirinya: pembocor rahasia (whistle blower), dan sebagainya, "kata Barrett. "Tentu, saya akan menyebut ia sebagai pembelot. Perjanjiannya sebagai seseorang yang bekerja untuk sebuah badan intelijen adalah sesuatu yang serius, ia setuju untuk menjaga berbagai rahasia negara. Saya pikir itu adalah hal yang sangat serius, karena ia (Snowden) meninggalkan negara ini dan mengungkapkan rahasia tersebut.

Sumber